Kamis, 01 Februari 2018

SEJARAH DESA WINDUHAJI KEC. SEDONG KAB. CIREBON

SEJARAH DESA WINDUHAJI KECAMATAN SEDONG KABUPATEN CIREBON Winduhaji pada mulanya berasal dari kata Windu yang artinya Delapan(8) ,Karena pada waktu itu jaman dahulunya ada 8 (delapan) Haji diantaranya: 1.H . Akmalludin 2. H. Warsian 3. H. Nur 4. H.Idris 5. H. Soleman 6. H.Kemmi 7. H.Kurdi /Asma 8. H.Askenda Dari ke (8) Delapan Haji itu sepakat untuk menamakan Desa Winduhaji sampai sekarang ini.Adapun terjadinya suatu pedesaan ,Ada seorang tokoh masyarakat yang bernama Buyut Jaralen.Waktu itu tidak ada seorangpun yang mampu melawan kesaktian Buyut Jaralen. Buyut Jaralen dengan para pendukungnya mengadakan musyawarah untuk merebut daerah tersebut .untuk mengadakan perlawanan dan sekaligus merebut perbatasan dengan Babakanjati (Desa Babakanjati). Untuk merebut perbatasan itu Buyut Jaralen terlebih dahulu memberi makan kepada rakyat dari ampas padi (dedek) disertai dengan daun waru sebagai lalapnya Orang yang telah makan dedek itu mempunyai kekuatan tenaga luar biasa. dan pada masa itu untuk merebutkan perbatasan dari kedua belah pihak sepakat dengan menggunakan seutas tali (tambang). Dengan kekuatan tersebut para pendukung Buyut Jaralen mendapatkan kemenangan dan perbatasan tersebut di beri nama Bumur.Setelah sekian lama waktu telah berjalan ada sosok mayat yang tergeletak yang oleh masyarakat Desa Winduhaji tidak dikenal dan tidak ada yang mau menguburnya mayat tersebut dan pada akhirnya diputuskan dikuburkan disuatu tempat yang dinamakan Cigaok (Pasir Kepuh).Dengan kejadian tersebut perbatasan Desa Windhaji dirubah ,yang semula didaerah Bumur dipindahkan kedaerah pasir kepuh. Dengan kegigihan para pengikut Buyut Jaralen merebut perbatasan Desa,Maka kesohorlah Nama Buyut Jaralen sehingga dimasa penjajahan Belanda ,Buyut jaralen sempet dicari oleh serdadu belanda karena dengan kesaktiannya,tetapi para serdadu Belanda tidak dapat menemukan Buyut Jaralen .malah sempet terkecoh ,para serdadu Belanda. pada suatu hari sedang mencari Buyut Jaralen .Serdadu Belanda ketamu dengan orang tua dan menanyakan keberadaan Buyut Jaralen dimana? Orang tua tersebut menjawab dan memohon kepada para serdadu Belanda apabila ingin bertemu dengan Buyut Jaralen terlebih dahulu dibuatkan kolam, dan permintaan tersebut dikabulkan dibuatkan kolam tersebut. Akhir cerita ,kolam yang dibuat serdadu Belanda sampai sekarang masih ada di manfaatkan oleh penduduk setempat dan terletak di dusun III. Selain cerita kolam ,ada cerita tentang sebuah bukit yang bernama pasir salawe (pasir dua puluh lima) yang terletak disebelah barat Desa Winduhaji. Dulu ada seorang Buyut yang bernama Buyut Rontog ,Beliaulah yang membuat bukit dengan menggunakan tangan dengan cara mencawuk ,setelah hitungan ke dua puluh lima (25) karena ada sebuah cahaya dari bukit pasir Bintang,padahal cahaya tersebut adalah orang yang sedang merokok .Karena itu mereka berhenti dan akhirnya dinamakan Bukit pasir salawe (pasir dua puluh lima)Dan Buyut Rontog dimakamkan dibukit tersebut . Selain buyut Rontog ada Buyut-buyut lain yang ada di Desa Winduhaji Yaitu: 1. Buyut Jaralen 2. Buyut Dadung 3. Buyut Saron dan Sipon 4. Buyut Yayi 5. Buyut Tihul 6. Buyut Wagir 7. Buyut Pageuh 8. Buyut Resmi 9. Buyut Mangun Dalam Tapa 10. buyut Jamal Pada suatu hari didesa Winduhaji kedatangan seorang pangeran yang bernama Sutajaya melihat Desa Winduhaji kekurangan air, pangeran sutajaya dengan kekuatannya dan kesaktiannya menancapkan tongkat ke tanah sehingga mengeluarkan air dan di beri Nama Sumur pacing dan beberapa langkah lagi pangeran sutajaya menancapkan tongkat dan di beri nama sumur gede sampai empat kali yaitu: Sumur pondan, Sumur Cilingga, dan Sumur-sumur lainnya yang berada di Desa Windujaya. Pada tahun 1943 Desa Winduhaji yang dipimpin oleh Kuwu Toha terjadi pembantaian oleh serdadu belanda sebanyak 9 orang yang bertempat di Alun – alun Desa Winduhaji ,9 orang tersebut yaitu: 1. Harja 2 .Warga 3. Jatma 4.Madsoheh 5.Sodri 6. Sahuri 7.Rusdi 8.Waslim 9.Waslam Nama- nama kepala Desa Winduhaji yang diketahui diantaranya: 1. Warsian : 2. Rasma : 3. Askenda : 1918 – 1935 4. Warga / Bawal : 1936 – 1942 5. Toha / Persiua Suanda : 1943 – 1950 6. Sodika : 1950 – 1955 7. Krama jaya : 1955 – 1966 8. Partanda W.H : 1966 – 1986 9. Mahpudin : 1986 – 1995 10. Atmadiharja : 1995 - 1998 11. Samsyiah : 1999 – 2007 12.Suteja : 2007 - 2012 13. Amsar : 2012 – 2015 14. Abdul Rosyid : 2015 - Sekarang

SEJARAH DESA WINDUHAJI KECAMATAN SEDONG KABUPATEN CIREBON

SEJARAH DESA WINDUHAJI

KECAMATAN SEDONGKABUPATEN CIREBON

Winduhaji pada mulanya berasal dari kata Windu yang artinya Delapan(8) ,Karena pada waktu itu jaman dahulunya ada 8 (delapan) Haji diantaranya:
1.H . Akmalludin
2. H. Warsian
3. H. Nur
4. H.Idris
5. H. Soleman
6. H.Kemmi
7. H.Kurdi /Asma
8. H.Askenda
Dari ke (8) Delapan Haji itu sepakat untuk menamakan Desa Winduhaji sampai sekarang ini.Adapun terjadinya suatu pedesaan ,Ada seorang tokoh masyarakat yang bernama Buyut Jaralen.Waktu itu tidak ada seorangpun yang mampu melawan kesaktian Buyut Jaralen. 
Buyut Jaralen dengan para pendukungnya mengadakan musyawarah untuk merebut daerah tersebut .untuk mengadakan perlawanan dan sekaligus merebut perbatasan dengan Babakanjati (Desa Babakanjati).
Untuk merebut perbatasan itu Buyut Jaralen terlebih dahulu memberi makan  kepada rakyat dari ampas padi (dedek) disertai dengan daun waru sebagai lalapnya Orang yang telah makan dedek itu mempunyai kekuatan tenaga luar biasa. dan pada masa itu untuk merebutkan perbatasan dari kedua belah pihak sepakat dengan menggunakan seutas tali (tambang).
Dengan kekuatan tersebut para pendukung Buyut Jaralen mendapatkan kemenangan dan perbatasan tersebut di beri nama Bumur.Setelah sekian lama waktu telah berjalan ada sosok mayat yang tergeletak yang oleh masyarakat Desa Winduhaji tidak dikenal dan tidak ada yang mau menguburnya mayat tersebut dan pada akhirnya diputuskan dikuburkan disuatu tempat yang dinamakan Cigaok (Pasir Kepuh).Dengan kejadian tersebut perbatasan Desa Windhaji dirubah ,yang semula didaerah Bumur dipindahkan kedaerah pasir kepuh.
Dengan kegigihan para pengikut Buyut  Jaralen merebut perbatasan Desa,Maka kesohorlah Nama Buyut Jaralen sehingga dimasa penjajahan Belanda ,Buyut jaralen sempet dicari oleh serdadu belanda karena dengan kesaktiannya,tetapi para serdadu Belanda tidak dapat menemukan Buyut Jaralen .malah sempet terkecoh ,para serdadu Belanda. pada suatu hari sedang mencari Buyut Jaralen .Serdadu Belanda ketamu dengan orang tua dan menanyakan keberadaan Buyut Jaralen dimana? Orang tua tersebut menjawab dan memohon kepada para serdadu Belanda apabila ingin bertemu dengan Buyut Jaralen terlebih dahulu dibuatkan kolam, dan permintaan tersebut dikabulkan dibuatkan kolam tersebut.
Akhir cerita ,kolam yang dibuat serdadu Belanda sampai sekarang masih ada di manfaatkan oleh penduduk setempat dan terletak di dusun III. Selain cerita kolam ,ada cerita tentang sebuah bukit yang bernama pasir salawe (pasir dua puluh lima) yang terletak disebelah barat Desa Winduhaji.
Dulu ada seorang Buyut yang bernama Buyut Rontog ,Beliaulah yang membuat bukit dengan menggunakan tangan dengan cara mencawuk ,setelah hitungan ke dua puluh lima (25) karena ada sebuah cahaya dari bukit pasir Bintang,padahal cahaya tersebut adalah orang yang sedang merokok .Karena itu mereka berhenti dan akhirnya dinamakan Bukit pasir salawe (pasir dua puluh lima)Dan Buyut Rontog dimakamkan dibukit tersebut .
Selain buyut Rontog ada Buyut-buyut lain yang ada di Desa Winduhaji Yaitu:
1.     Buyut Jaralen
2.     Buyut Dadung
3.     Buyut Saron dan Sipon
4.     Buyut Yayi
5.     Buyut Tihul
6.     Buyut Wagir
7.     Buyut Pageuh
8.     Buyut Resmi
9.     Buyut Mangun Dalam Tapa
10.  buyut Jamal
Pada suatu hari didesa Winduhaji kedatangan seorang pangeran yang bernama Sutajaya melihat Desa Winduhaji kekurangan air, pangeran sutajaya dengan kekuatannya dan kesaktiannya menancapkan tongkat ke tanah sehingga mengeluarkan air dan di beri Nama Sumur pacing dan beberapa langkah lagi pangeran sutajaya menancapkan tongkat dan di beri nama sumur gede sampai empat kali yaitu: Sumur pondan, Sumur Cilingga, dan Sumur-sumur lainnya yang berada di Desa Windujaya.
Pada tahun 1943 Desa Winduhaji yang dipimpin oleh Kuwu Toha terjadi pembantaian oleh serdadu belanda sebanyak 9 orang yang bertempat di Alun – alun Desa Winduhaji ,9 orang tersebut yaitu:
1. Harja
2 .Warga
3. Jatma
4.Madsoheh
5.Sodri
6. Sahuri
7.Rusdi
8.Waslim
9.Waslam

Nama- nama kepala Desa Winduhaji yang diketahui diantaranya: 
1.  Warsian                                               :
2.  Rasma                                                  :
3.  Askenda                                               :  1918 – 1935
4.  Warga / Bawal                                     :  1936 – 1942
5.  Toha / Persiua Suanda                         :  1943 – 1950
6.  Sodika                                                  :  1950 – 1955
7.  Krama jaya                                          :  1955 – 1966
8.  Partanda W.H                                      :  1966 – 1986
9.  Mahpudin                                            :  1986 – 1995
10. Atmadiharja                                        :  1995  - 1998
11. Samsyiah                                            :  1999 – 2007
12.Suteja                                                   :  2007  - 2012
13. Amsar                                                 : 2012 – 2015

14. Abdul Rosyid                                      : 2015 - Sekarang